BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 02 Februari 2010

Mengapa Penyihir Menggunakan Tongkat Sihir?


Tanpa keraguan, tongkat sihir adalah alat paling penting bagi penyihir. Dalam novel Harry Potter karya J.K. Rowling, tongkat-tongkat sihir dibuat dengan cara mencampurkan bagian-bagian dari makhluk-makhluk magis—seperti "rambut unicorn, bulu ekor phoenix, dan nadi jantung naga"—dengan pokok pohon dedalu, mahoni, yew, ek, beech, maple, dan ebony. Setiap tongkat bukan hanya sesuai dengan karakter masing-masing individu, tapi juga memilih sendiri penyihir yang akan menggunakannya.

TONGKAT SIHIR KUNO
Sepertinya penyihir selalu menggunakan tongkat. Batang-batang kayu ini—atau dalam beberapa kasus berupa balok besar—memusatkan kekuatan magis.
Beberapa ahli antropologi percaya lukisan gua di Zaman Batu yang menunjukkan manusia memegang batang kayu adalah gambaran tentang pemimpin suku yang memegang tongkat untuk menunjukkan kekuasaan mereka. Ini hanya tebakan, namun bukti kuat tampak sejak zaman Mesir kuno. Hieroglyph memperlihatkan para pendeta memegang batang kayu kecil. Dalam mitologi Yunani, Hermes, pembawa pesan dewa-dewa Yunani, membawa-bawa tongkat khusus yang bernama caduceus. Ini tongkat bersayap, dengan dua ukiran ular melilitnya, yang berarti kebijaksanaan dan kemampuan untuk menyembuhkan. Para dokter menjadikannya simbol mereka beratus-ratus tahun yang lalu dan masih menggunakannya sampai kini.
Di masa lalu penyihir menyukai tongkat yang terbuat dari kayu pohon elder, yang dianggap ajaib. Mereka yang mempraktekkan ilmu hitam biasanya memakai kayu cypress, yang diasosiasikan dengan kematian. Meski demikian, dalam Harry Potter J.K. Rowling bercerita kepada kita bahwa tongkat Voldemort terbuat dari yew. Tapi itu pun masuk akal. Pohon yew memiliki kekuatan supranatural yang amat besar. Pada suatu masa pohon yew adalah salah satu pepohonan yang selalu berdaun hijau di Inggris, maka pohon itu menjadi simbol kematian maupun kelahiran kembali—sama seperti kehidupan abadi yang sangat diinginkan Voldemort.

Oleh: Evan Wijaya (9E/8)
(Dikutip dengan perubahan seperlunya dari: The Magical Worlds of Harry Potter, karya David Colbert.)

0 komentar: